SOLO, jatengnetwork.com – Kisah inspiratif Fairus Baasyir, melukis dengan kreativitas tak terbatas dari perabot rumah tangga bekas.
Wajah Fairus Baasyir terus semringah saat tenantnya dikunjungi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (Jokowi) di Hotel Alila Solo, Rabu 15 Mei 2024, pagi.
Iriana Jokowi bersama Selvi Ananda, istri Gibran Rakabuming Raka menyempatkan mampir di tenant milik Fairuz Baasyar bernama Fairus Art. Tak disangka, Ibu Negara memborong barang dagangan yang dipamerkan Fairus.
Iriana Jokowi memborong blek tempat kerupuk, cething atau bakul nasi, didampingi Selvi Ananda.
“Senang banget, Bu Iriana memborong dagangan dari kreasi saya. Ini salah satu bentuk dukungan Ibu Negara untuk UMKM seperti saya ini,” terang Fairus saat ditemui jatengnetwork di sela-sela pembukaan HUT ke-44 Dekranas di Hotel Alila Solo, Rabu 15 Mei 2024.
Kehadiran pelaku industri kreatif seperti Fairus Baasyir menjadi magnet tersendiri dalam kegiatan HUT ke-44 Dewan Kerajinan Nasional atau Dekranas yang dipusatkan di Kota Solo.
Lalu siapa Fairus Baasyir, owner Fairus Art yang barang kreativ-nya diborong Ibu Negara Iriana Jokowi? Berikut kisah inspiratif Fairus Baasyir.
Di dunia seni, kita terbiasa melihat lukisan tercipta di atas kanvas atau kertas. Namun, di Solo, seorang seniman bernama Fairus Baasyir mendobrak batasan dengan melukis di atas media yang tak biasa.
Ya, Fairus melukis di media perabot rumah tangga bekas. Karyanya yang unik dan penuh makna ini telah menarik perhatian hingga ke mancanegara.
Fairus Baasyir berkarya di rumahnya yang sederhana di kawasan Pasarkliwon, Solo dan saat ini di Mojolaban, Sukoharjo. Di sana, ia mengubah berbagai perabot rumah tangga bekas seperti wajan, tong bekas minyak, dan teko menjadi kanvas penuh warna.
Prosesnya dimulai dengan menghaluskan perabot bekas tersebut dengan amplas, dibantu oleh sang suami. Kemudian, Fairus melapisinya dengan cat dasar sesuai keinginannya.
Di atas media yang telah dipersiapkan ini, ia menuangkan kreativitasnya dengan cat minyak, tanpa perlu contoh atau pola.
Melukis dengan Imajinasi dan Pesan
Mayoritas motif lukisan Fairus adalah bentuk bunga, mencerminkan keindahan dan keanggunan. Karyanya ini berangkat dari rasa prihatinnya melihat banyaknya perabot bekas yang masih bagus namun dibuang begitu saja.
“Awalnya saya memulai dengan bentuk dan motif sederhana, dan ternyata karyanya mendapat banyak apresiasi. Kini, saya menekuni seni lukis ini dengan penuh semangat,” terangnya.
Dia menceritakan, mencari perabot bekas yang sesuai untuk dilukis menjadi salah satu tantangan terbesar. Namun, dengan ketekunannya, ia berhasil menemukan permata tersembunyi di antara tumpukan barang bekas.
Kini, karya Fairus telah merambah ke berbagai daerah, bahkan hingga ke luar negeri. Ia pernah menjual karyanya ke Korea Selatan dan Jepang dengan harga bervariasi antara Rp50.000 hingga Rp250.000 per buah.
Karya Fairus Baasyir saat dibeli undangan yang hadir di Dekranas yang berlokasi di Hotel Alila Solo, Rabu 15 Mei 2024. (jatengnetwork/Budi Cahyono)
“Saya mengembangkan bisnis ini tiga tahun terakhir. Awalnya, memasarkan produknya melalui Pasar Antik Triwindu. Namun, kini memanfaatkan media sosial untuk menjangkau pasar yang lebih luas,” terangnya.
Kisah Fairuz Baasyir adalah bukti bahwa kreativitas dan tekad dapat mengubah sesuatu yang biasa menjadi luar biasa.
Ia menginspirasi para pelaku industri kreatif untuk melihat potensi tersembunyi di sekitar kita dan menggunakannya untuk menciptakan karya yang indah dan bermakna. (*)