Kerajinan sebagai suatu perwujudan perpaduan ketrampilan untuk menciptakan suatu karya dan nilai keindahan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan suatu kebudayaan. Kerajinan tersebut tumbuh melalui proses waktu berabad-abad. Tumbuh berkembangnya maupun laju dan merananya kerajinan sebagai warisan yang turun temurun tergantung oleh beberapa faktor.
Di antara faktor-faktor yang berpengaruh adalah transformasi masyarakat yang disebabkan oleh teknologl yang semakln modern, minat dan penghargaan masyarakat terhadap barang kerajinan dan tetap mumpuninya para perajin itu sendiri baik dalam menjaga mutu dan kreativitas maupun dalam penyediaan produk kerajinan secara berkelanjutan.
Bangsa Indonesia dikaruniai Tuhan Yang Maha Esa dengan keanekaragaman kekayaan khasanah budaya dan limpahan kekayaan alam yang dapat dlolah untuk mengungkapkan ketinggian nilai-nilai budaya tersebut dalam bentuk barang kerajinan. Hamparan pulau pulau Nusantara ini telah tumbuh dan mentradisi akan kerajinan yang beraneka ragam, ibarat indahnya hamparan bunga setaman yang berwarna-warni.
Dari ukiran kayu Asmat di ujung timur hingga sulaman kain Aceh di ujung barat. Dari barang kerajinan kerang Halmahera di ujung utara hingga ukiran kayu cendana pulau di Timur di ujung selatan dari Nusantara yang indah ini.
Bahkan di sela sela batas wilayah tersebut masth terdapat banyak aneka kerajinan yang kharismatis seperti kain tenun songket Sumatera Barat, kain tapis Lampung, keramik gerabah, wayang golek, topeng kayu Jawa Barat, wayang kulit, batik, kerajinan perak dari Jawa Tengah dan Yogyakarta, berbagai anyaman dari seluruh Pulau Jawa dan berbagai patung kayu Bali, ukiran kayu dan peralatan perang jaman kerajaan tempo dulu di Madura, tenun ikat Sulawesi Selatan dan lain sebagainya.
Melalui tahapan pembangunan (Repelita) bangsa Indonesia telah berhasil meningkatkan taraf kesejahteraannya meskipun kondlsmya belum merata dan optimal.
Untuk mencapai itu semua telah diperlukan teknologi dan penopang penopang modern lain. Masuknya arus teknologi dan sistem kerja baru telah menimbulkan berbagai pergeseran tata kehidupan masyarakat.
Teknologi baru khususnya teknologi pertanian di daerah pedesaan dl samping telah meningkatkan kesejahteraan, juga telah menimbulkan banyak waktu terluang bagi petani atau masyarakat khususnya buruh tani wanita, agar dapat mengurangi terjadinya pengangguran.
Di samping teknologi pertanian maka teknologi kimia berupa barang barang plastlk yang diproduksi secara masal dan mudah dibentuk menurut desain yang dikehendaki, dikemas secara menarik dan praktis telah memudahkan penyebarannya baik dalam negeri maupun ekspor dan sekaligus mengawetkan isi kemasannya.
Tentulah teknologi transportasi dan komunikasi memudahkan perpindahan manusia, barang dan informasi dari daerah perkotaan ke pedesaan dan sebaliknya.
Dari luas dan kedalaman pengaruh teknologi tersebut ke suatu daerah akan memberi dampak terciptanya proses transformasi dari masyarakat tradisional agraris ke industri modern yang dapat menopang pengembangan usaha kerajinan daerah. Semakin pentingnya kedudukan kerajinan disebabkan fungsinya sebagai media pelestarian dan peningkatan mutu nilai budaya. Dan adanya proses transformasi tersebut menyebabkan usaha kerajinan yang dahulu dikelola secara sambilan kini telah dikelola secara bisnis, sehingga menempatkan usaha kerajinan sebagai sumber penghidupan utama bagi masyarakat perajin di pedesaan.
Kerajinan sebagai produk ekonomi menduduki peran penting dalam rangka kebijaksanaan ekspor non migas karena dalam lima tahun terakhir ini ekspornya telah mencapai US$ 500 juta per-tahunnya. Oleh karena itu usaha kerajinan semakin mampu berkiprah dalam pembangunan termasuk dalam penyediaan lapangan usaha baru.
Menyadari akan kelangsungan hidup dari kerajinan yang menopang kehidupan berjutajuta keluarga yang dihadapkan pada kemajuan teknologi industri di satu sisi dan pelestarian nilai budaya bangsa yang harus tercermin dalam produk kerajinan, maka dipandang perlu adanya wadah partisipasi masyarakat bertaraf nasional yang berfungsi membantu dan sebagai mitra pemerintah dalam membina dan mengembangkan kerajinan. Itulah yang melatarbelakangi berdirinya Dewan Kerajinan Nasional.
Mengangkat martabat kerajinan sebagai karya cipta yang bernilai seni budaya dan ekonomi melibatkan berbagai sektor pembangunan seperti perindustrian, kebudayaan, koperasi, pariwisata, perdagangan, dunia usaha, dan perbankan.